PLANOLOGI ITN MALANG

PLANOLOGI ITN MALANG
BANGGA JADI ALUMNI PLANOLOGI ITN

MEMBACA KOTA PAMEKASAN

Bangunan Kolonial dengan campran arsitektur lokal pada atapnya
Perkotaan Pamekasan merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Pamekasan yang berada di Pulau Madura. ada beberapa hal yang dapat saya baca berdasarkan hasil amatan saya selama kurang lebih 1 minggu keliling di Perkotaan Ini. bila kita melihat pusat kotanya ada 1 tugu sebagai icon kota ditengah - tengah pusat kotanya bernama Arek Lancor. yang katanya itu merupakan senjata khas orang Pamekasan saat melawan penjajah. disekeliling Pusat Kota dalam hal ini Alun - Alun, terdapat Bangunan yang mengelilinginya yaitu disebelah barat terdapat Masjid jami' Assyuhada', dibagian Utara Kantor BAKORWIL dengan Arsitektur kolonial bercampur lokal madura, pada bagian timur ada bekas gedung bioskop, Gereja, Bank Jatim dan dibagian Selatan ada Pertokoan, Hotel Garuda, kantor Pos dan 1 bangunan masih utuh dengan gaya Arsutektur Belanda yang dijadikan Kantor Perkumpulan Petani.
 Dengan melihat Bentukan tersebut saya berasumsi bahwa Kota Pamekasan merupakan Kota Peninggalan Kolonial berupa Kota Hindia Belanda Baru (Nieuwe Indische Staad).

TAPAK TILAS SEJARAH PERKOTAAN NGIMBANG


Peta Pemanfaatan Ruang Perkotaan Ngimbang
Omah Duwur
Banyak yang telah melupakan sejarah tentang Ngimbang. pelaku-pelaku sejarah satu persatu telah meninggalkan dunia ini, dan perlahan sejarah ngimbang pun ikut terkubur. sangat ironis memang. kita sebagai generasi penerus secara tidak langsung tidak akan pernah tahu bagaimana sejarah Ngimbang terbentuk.
Ngimbang memiliki sejarah yang panjang dimasa peradaban kolonial. hal ini ditandai dengan beberapa bangunan peninggalan di masa pemerintahan kolonial Belanda. mungkin banyak yang tidak tahu dan segelintir pelaku sejarahpun sangatlah terbatas pemahamannya tentang apa saja yang ada di masa lalu dan bagaimana kehidupan disekitarnya, hal ini di pengaruhi oleh lemahnya daya ingat dengan jarak periode sejarah yang jauh sudah lama terjadi sampai sekarang.
Ada beberapa hal yang telah saya temukan tentang beberapa sejarah Perkotaan Ngimbang dari beberapa cerita tokoh masyarakat setempat.
Pasar Sirek sekarang Pasar sendang Rejo

Ada Penjara di depan Puskesmas sekarang menjadi Rumah dinas dan Prakter Dokter. Masyarakat dulu mengenalnya dengan nama “Lawang Ireng “.Disekitar Penjara dulu ada kantor Polisi. Masyarakat setempat menyebutnya OPAS. Polisi Federal Zaman pemerintahan Belanda. SD di depan Kawedanan Ngimbang dulunya merupakan sekolah belanda hanya sampai kelas V. semua akses jalan utama sudah ada sejak zaman belanda. Yaitu jalan Jombang – Tuban, 
Ngimbang – Sambeng, 
Ngimbang – Bluluk dan, 
Pasinan ke Ngimbang. 
serta rel kereta Api yang menghubungkan Tuban - Jombang.

Bangunan Belanda di desa Katar yang mana masyarakat setempat menyebutnya dengan “Rumah Duwur” ( artinya : Rumah dengan konstruksi yang Tinggi). Dulu merupakan markas tentara Belanda. Dan setelah Belanda Mundur tahun 1945 menjadi markas Pasukan BKR.Keberadaan Rumah duwur sudah ada sejak zaman ratu wil helmina yang dilanjutkan oleh Ratu Yuliana.
Bekas Prasarana Stasiun
Ratu Wilhelmina (Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau; (lahir 31 Agustus 1880 – meninggal 28 November 1962 pada umur 82 tahun), Putri Orange-Nassau, adalah Ratu Belanda sejak 1890 - 1948 dan Ibu Suri (dengan sebutan Putri) sejak 1948 - 1962. Ia memimpin Belanda selama lebih dari 50 tahun, lebih lama daripada penguasa monarki kerajaan Belanda lainnya. Masa kekuasannya menjadi saksi beberapa titik perubahan di Belanda dan sejarah dunia: Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Krisis Ekonomi tahun 1933, dan juga kejatuhan Belanda sebagai penguasa kolonial.
Ia paling dikenang untuk perannya dalam Perang Dunia II dimana ia membuktikan dirinya sebagai inspirasi besar bagi gerakan perlawanan rakyat Belanda dan sebagai pemimpin utama pemerintahan Belanda di pengasingan.
Memerintah 23 November 1890 -  4 September 1948
(57 tahun, 286 hari) Pendahulu William III Pengganti Juliana
Ratu Juliana Louise Marie Wilhelmina van Oranje-Nassau (lahir di Den Haag30 April 1909 – meninggal di Baarn20 Maret 2004 pada umur 94 tahun) adalah Ratu Kerajaan Belanda dari 6 September 1948, sampai tanggal 30 April 1980, ulang tahun beliau yang ke-71, ketika putrinya Ratu Beatrix naik takhta. Juliana menikah dengan Bernhard zur Lippe Biesterfeld, seorang bangsawan Jerman, pada tanggal 7 Januari 1937 dan mendapatkan empat anak Beatrix (1938), Irene (1939), Margriet (1943), dan Marijke (1947) yang namanya kemudian diganti menjadi Christina. Ratu Juliana naik takhta menggantikan ibunya, Wilhelmina, antara tahun 1947 – 1948. Pada 27 Desember 1949, ialah yang secara resmi menyerahkan kedaulatan Hindia Belanda kepada ketua delegasi IndonesiaM. Hatta, dalam pertemuan di Istana DamAmsterdam. Rakyat Belanda menyukainya karena ia tidak terlalu menjunjung formalitas. Putrinya, Beatrix, malah dikenal lebih formal, seperti ayahnya, Pangeran Bernhard. Ratu Juliana pernah ke Indonesia pada tahun 1972 sambil membawa "oleh-oleh", antara lain naskah manuskrip Kakawin Nagarakretagama. Naskah lontar ini berasal dari Lombok dan sampai ke Belanda karena dijarah oleh KNIL pada tahun 1894, sewaktu tentara Belanda menaklukkan Lombok. Meski telah mengundurkan diri dari politik sejak tahun 1980, ia masih aktif di bidang sosial sampai tahun 1995.
Memerintah 4 September 1948 – 30 April 1980
(31 tahun, 239 hari) Pendahulu Wilhelmina Pengganti Beatrix
Angkutan Utama Zaman Kolonial Dokar, cikar. Dan Kereta Api sudah ada sejak zaman Belanda. Lokasi stasiun ada di Dusun Tapas Desa Sendang Rejo. Keberadaan stasiun  Kereta Api tahun 1918 dengan rute Jombang – Babat.Pada tahun 1950 an baru ada 1 kendaran bermotor Opelet dan satu - satunya di Sendang rejo Milik Kepala Desa Surateman. Generasi ke IV kepala Desa Sendangrejo.dan pada tahun 1960 - 1970 an mulai masuk angkutan Umum jenis Bis. namanya bis Maju.
Jepang masuk tahun 1942. Tidak lama hanya 3 bulan menetap di Ngimbang selanjutnya ke Surabaya.Ngimbang dulunya secara administrasi adalah wilayah kawedanan yang  dipimpin seorang wedono. Dengan pelayanan Kecamatan Modo, Bluluk, Sukorame (pemekaran dari Kec. Bluluk), kecamatan Ngimbang dan Sambeng.
SD dulunya sekolah rakyat

Bekas kawedanan
Di jalan Utama sebelah Barat Sampai Jembatan SMK Mahardika dulunya merupakan Rumah dan pertokoan cina. terdapat Makam cina diperbatasan antara Dusun Bujel dengan Dsn Slegi Desa Pasarlegi. Pasar Sendang Rejo dulunya bernama Pasar sirek dengan pasaran Ramai setiap PON. Di Pasar tersebut terdapat ringin besar di pintu masuk sebelah baratnya.dan terdapat Bank Perkreditan Rakyat yang dikenal dengan nama Bank Setuan. Karena perkreditannya dilakukan hanya pada hari Sabtu. Dengan pengucuran kredit sebesar 100 sen. TPK ( tempat penimbunan Kayu dulunya ada didepan masjid Sendang Rejo. Tahun 1950 an. Dan sekarang pindah di tepi jalan utama depan Polsek Ngimbang.
Makam Cina
 Didepan Kantor Pos Ngimbang dulunya adalah rumah Orang belanda yang dikenal dengan panggilan Tuan Beker. Puskesmas dulunya merupakan klinik pengobatan dan 1 klinik lagi didekat makam cina. Didepan Kantor Kawedanan dulunya terdapat  Pasar Pari (Padi). Lokasinya dari Jembatan sampai Kantor Lurah Ngimbang.

Di Ngimbang terdapat Sendang Gede dan Watu Gurit. berdasarkan Floklor (cerita rakyat) Ada yang menyebutkan bahwa watu Gurit dulunya adalah sebagai pemberat karena Pulau Jawa antara Selatan dan Utara tidak seimbang. maka watu tersebut ditanam oleh orang yang berilmu kanuragan tinggi pada masanya bertujuan untuk menyeimbangkan berat antara wilayah selatan dan utara dari Pulau Jawa. dan banyak Watu - watu gurit bila ditelusuri tersebar di beberapa titik di Wilayah Lamongan dan sekitarnya.

Watu Gurit yang dijadikan cagar budaya
Praktek Dokter Dulunya Penjara
Sementara hanya itu yang dapat saya ceritakan berdasarkan info tokoh masyarakat. mungkin ada yang dapat melengkapi atau ada yang salah dapat memberikan komentarnya. sehingga kita dapat memberikan cerita sejarah Ngimbang secara utuh. bagaimana cerita sendang gede, bagaimana kondisi Ngimbang pada saat kolonial ataupun Pra kolonial dan apa saja tempat - tempat dulunya ada di Ngimbang. seperti keberadaan Gedung Sono Budoyo menjadi Gedung Bioskop dan sekarang telah berubah fungsi menjadi swalayan Awam. 

Nara Sumber : 1. Mantan Pasukan sukarelawan Peta, 
                         2. Mantan Bayan (Kaur ekonomi dan Pembangunan) 
                             Desa Sendang Rejo sampai 6 generasi Kepala Desa


HAMBA YANG TAK BERDAYA

Ya Alloh ya Robbi..
Dzat pencipta, 
Dzat pemelihara, 
Dzat pengatur dan penguasa alam dan seisinya 
serta segala unsur apapun yang ada didalamnya..

Hamba tidak memiliki kemampuan dan persiapan 
Untuk lebih mendekatkan diri pada MU
Berikanlah hamba cahaya iman 
Untuk membiasakan diri selalu dzikir kepada MU
Segala organ tubuh yang telah engkau ciptakan dan pelihara ini 
Dapat senantiasa mengigat keagungan dan kekuasaan Mu

Ya Alloh engkau adalah Dzat yang tidak terbagi-bagi 
Dan tidak tersusun dari bagian – bagian..
Engkau telah ciptakan hamba dari proses yang panjang
Hingga menjadi makhluk yang berupa….
Hamba tidak pernah meminta untuk engkau jadikan sebagai manusia…
Tapi engkau telah menciptakan hamba sebagai manusia 
Tentunya lebih terhormat derajatnya dari jenis makhluk lain yang telah Engkau ciptakan

 “Laqot kholaqnakum tsumma suwarnakum”
Sungguh malulah hamba manakala tidak mampu mensyukurinya…

Berikanlah hamba ilmu yang bermanfaat 
Bukan dari segi syariat 
Tetapi ilmu yang betul –betul bermanfaat secara hakikat…
Ilmu yang mampu menjadikan hamba lebih Taqorub kepada MU
Dan lebih menyadari akan ketidaksempurnaan diri hamba dihadapanMU
Wahai maha pemberi Petunjuk,
Dengan Pertolongan dan belas kasihmu..
Janganlah pernah engkau memberikan hamba kecerdasan dan kepintaran 
Tanpa sedikitpun ada kesadaran dari diri hamba…

Hamba takut menjadi diri yang congkak dan sombong..
Hamba takut..... 
Keilmuan itu dapat menjadikan lunturnya keimanan hamba akan ke tauhidanmu…
Maka lengkapilah kecerdasan itu dengan kesadaran 
Kesadaran akan ketaatan hamba kepadaMU

Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan dan belas kasih MU

KULTUR BUDAYA YANG TAK MUDAH TERHEMPAS ( road trip : West Sumba )

alam wanukaka
Kalo kita tahu dan mungkin pernah saksikan budaya Pasola pasti orang akan tahu itu hanya ada di Pulau Sumba. tapi disini saya tidak akan bercerita tentang apa itu pasola. saya hanya ingin bercerita tentang nilai - nilai kultural dan pesona alam di Sumba Barat yang sempat saya nikmati dan rasakan. kalo mau tahu sedikit tentang pasola klik disini. sejujurnya Ritual Pasola untuk di Pulau Sumba yang masih eksis hanya di dua kabupaten yaitu Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.
Karewee Beach
lailiang Beach
Lailiang Beach
Wanukaka Beach View dari arah ke Waiwunga